Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 07:24:13【Tempat Makan】375 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(14538)
Sebelumnya: SPPG Polri di Palmerah siap beroperasi
Selanjutnya: 82 Dapur MBG ditargetkan beroperasi di Padang akhir 2025
Artikel Terkait
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- Solar subsidi denyutkan nadi nelayan Indramayu untuk menjemput rezeki
- Dompet Dhuafa salurkan bantuan untuk warga Palestina di Yordania
- Program MBG Lampung telah jangkau 86 persen penerima manfaat
- Konsumsi domestik naik, laba Unilever tumbuh menjadi Rp3,33 triliun
- Musim pancaroba pengaruhi turunnya daya tahan tubuh
- Tragedi di kuil India selatan: 9 tewas dalam kerumunan padat massa
- Insiden pelepasan suar nodai konser reuni Oasis di Melbourne
- Ingin gula darah stabil? Ini cara mengolah nasi putih agar tetap sehat
- Sentuhan inovasi berbasis tradisi di desa wisata Majalengka
Resep Populer
Rekomendasi

China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional

Berburu mineral strategis, langkah Indonesia kuasai teknologi

Jumlah SPPG di Banten baru 45 persen dari target 1.200 unit

Pendaftaran film santri di SANFFEST 2025 dimulai 10 November 2025

SPPG Kepri hentikan dua dapur MBG setelah hasil lab positif bakteri

BI bangun tugu uang rupiah tiga dimensi di Bali

Festival sapi di Jember jadi solusi ketergantungan impor daging

Album Asia: Laos sambut Festival That Luang